Homestay: Memandang Kehidupan Dari Sisi Yang Berbeda

Radio Untar – Rabu (10/04/19). Sobat muda, kamu pernah nonton film Shutter (2004) atau mungkin film 4bia (2008)? Buat kamu yang suka banget sama film horor Thailand harusnya sudah pada nonton dong ya. Nah kali ini Parkpoom Wongpoom yang merupakan sutradara dari dua film tersebut hadir dengan karya terbarunya yaitu film Homestay. Film dengan genre fantasi, drama, dan thriller diproduksi oleh Jor Kwang Films dan didistribusikan oleh GDH 559.

 

 

Film dibuka dengan adegan roh yang menemui seorang pria misterius yang menyebut dirinya the Guardian (Nopachai Jayanama). Saat itu keduanya berada dalam kondisi menentang gravitasi, berdiri di dinding luar bangunan rumah sakit. The Guardian memberitahu roh itu bahwa dia telah diberikan hadiah – tempat tinggal baru di tubuh remaja bernama Min (Teeradon “James” Supapunpinyo) yang mayatnya berada di kamar mayat rumah sakit.  

 

 

Tinggal di tubuh yang baru disebut dengan homestay. Hal ini bersifat sementara dan tidak gratis. Dalam 100 hari, ia harus mencari tahu “siapa yang bertanggung jawab atas kematian Min”. Jika dia gagal, dia akan mati dan meninggalkan homestay ini untuk selamanya. Bagi Min sendiri, saat ini ia memiliki kehidupan baru bersama keluarganya: sang ayah (diperankan oleh DJ senior Viroj Khwantham), yang sibuk dengan kehidupan profesionalnya dan mengabaikan keluarganya, ibu (Suquan Bulakool) dan Menn (Natthasit “Best” Kotimanaswanich) kakak laki-laki yang lebih pintar dari Min dan membuatnya merasa rendah diri. Kehidupan barunya berubah menjadi lebih baik ketika ia bertemu Pi (kapten idol group BNK48, Cherprang Areekul) dan itu membuatnya ingin tetap berada di dalam tubuh ini selamanya.

 

 

Film ini terinspirasi dari novel Jepang berjudul Colourful karya Eto Mori, yang ditulis pada tahun 1999 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Thailand pada tahun 2003 dengan judul “Mua Sawan Hai Rangwan Phom”. Kisahnya sendiri menceritakan mengenai problematika kehidupan remaja, keluarga, teman, serta bunuh diri. Konsep homestay sendiri berhubungan dengan prinsip tidak terikat menurut agama Buddha, yang menyatakan bahwa segala sesuatu akan datang dan pergi pada akhirnya, termasuk kehidupan itu sendiri. Ketika roh pertama kali berada di tubuh Min, ia hidup dengan bebas dan sangat bahagia, memandang kehidupan Min sebagai orang luar. Tapi begitu perilaku Min berubah, dia merasa bahwa Min adalah dirinya sendiri, bukan sekadar homestay-nya dan itu membuatnya ingin mengembalikan yang terbaik dalam kehidupan Min.

 

 

Homestay rilis di Thailand pada tanggal 25 Oktober 2018. Setelah 7 hari pemutarannya, Homestay meraih pendapatan 37,49 juta THB (1,14 Juta USD) dan membuat mereka menduduki puncak box office selama 2 minggu. Pada tanggal 18 November, Homestay meraih pendapatan 66,58 Juta THB (2,02 juta USD). Homestay mendapatkan 13 nominasi dalam 28th Suphannahong National Film Awards, dan berhasil memenangkan 3 kategori diantaranya yaitu Best Supporting Actress (Suquan), Best Film Editing, dan Best Visual Effects.

 

 

Dari segi penampilan, James membuat film ini terasa hidup melalui berbagai ekspresi emosional yang dihadirkan. Dia menawan dan sangat meyakinkan terlepas dari apakah dia menampilkan performa yang jenaka, menangis, atau gemetaran karena ketakutan. Homestay dapat dikatakan sebagai panggung terbaiknya. Cherprang juga tampil luar biasa dalam peran debutnya, dan membuktikan bahwa dia bukan hanya memiliki wajah cantik dari grup idola perempuan. Emosi sedih, tegas, ceria mampu ditampilkan Cherprang dengan sangat natural.

 

“Cherprang memiliki kualitas akting yang luar biasa, selama ini kita hanya melihat dia menyanyi dan menari di idol grup BNK 48. Kita dapat melihat akting yang Cherprang yang luar biasa dalam film ini.” kata Parkpoom Wongpoom saat wawancara di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

 

 

Dari segi plot cerita, kisah Homestay tergolong mudah diikuti. Hubungan Min dengan keluarga dan teman-teman sekolahnya dipaparkan dengan sangat jelas, sehingga urutan dan subplot tertentu sangat menarik untuk ditonton. Di sisi kreatif, Parkpoom dan kru secara efektif menggunakan tugas the Guardian dan Min sebagai metafora untuk terapi bunuh diri. Hal ini tergolong baru yaitu melihat pengalaman supernatural Min dalam realitanya dan pemulihan dari upaya bunuh diri. Grafik dan efek visual film Homestay terlihat halus dan rapi sehingga penonton pun dibuat kagum akan pencapaian ini. Original score yang memacu semangat sangat cocok untuk mengiringi kisah Homestay yang membuat penasaran sepanjang film.

 

 

Walaupun baru akan tayang tanggal 10 April 2019, Gala Premiere dan acara Meet & Greet dengan para pemain telah berlangsung di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat pada hari Sabtu tanggal 30 Maret 2019 kemarin. Acara ini dihadiri langsung oleh sang sutradara Parkpoom Wongpoom dan dua aktor Homestay yaitu sang pemeran utama, Teeradon Supapunpinyo atau Jamy James dan Natthasit Kotimanuswan atau Best. Rangkaian acara terdiri dari sesi tanya jawab (press conference) dan dilanjutkan dengan special screening.

 

 

“Di sini saya berperan sebagai Min, roh yang sedang mencari tubuh manusia untuk menjadi manusia dan berbuat baik selama hidupnya. Min yang hidup kembali lebih bersemangat dari sebelumnya.” ungkap James menjelaskan perannya saat ditemui di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (30/03/19).

Saya sungguh terkesan dengan kerja keras seluruh pemeran film ini. Mereka rajin mengikuti workshop hingga lebih dari 30 kali, beradaptasi dengan CGI dan green screen, semua cast memberikan usaha terbaik dan waktunya.” kata sang sutradara memuji penampilan seluruh pemainnya.

 

Nah buat sobat muda yang udah penasaran, buruan deh ajak teman-teman kamu ke bioskop untuk nonton Homestay mulai tanggal 10 April 2019. Dijamin deh kamu bakal makin semangat menghargai dan menjalani hidup setelah menonton film ini! (DN)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *