Film Hujan Bulan Juni Segera Tayang di Bioskop!

Radio UNTAR – Rabu (25/10/2017) Mendeskripsikan kedalaman puisi Sapardi Djoko Damono dengan kata-kata, adalah keniscayaan. Apalagi ketika menjadi sebuah novel yang sarat makna kasih sayang dan cinta. Hanya satu media bisa merekamnya, yaitu melalui film. Ketika pak Avesina Soebli dari Sinema Imaji membawa proyek film HUJAN BULAN JUNI ini, saya segera baca skenarionya. Ternyata Titien Wattimena fasih menangkap romantisme novel dan puisi Hujan Bulan Juni, dan saya semakin optimis ketika Faozan Rizal sebagai Director of Photographynya.

 

 

Setelah brainstorming bareng-bareng dengan Reni Nurcahyo Hestu Saputra sebagai sutradara, saya menangkap keseriusan seorang Hanung Bramantyo dari anak didiknya ini. Sepakatlah film HUJAN BULAN JUNI diproduksi bersama oleh Starvision dan Sinema Imaji. Proses panjang mencari tokoh Pingkan dan Sarwono, berakhir sempurna melalui Velove Vexia dan Adipati Dolken. Pemain pendukung lain begitu ideal jadi karakter-karakter yang hidup dan nyata. Semuanya berhasil membangun keindahan dalam kegundahan, menemukon kasih sayang yang kita bisa abadi di dolam ruang kedap suara yang tak terelakkon. Lengkap keindahan HUJAN BULAN JUNI dengan lokasi suting terbentang mulai dari iconic kampus Universitas Indonesia, Universitas Sam Ratulangi, eksotisme Manado, hingga cantiknya bunga sakura terakhir jelang bulan Juni di Sapporo, Jepang. Didukung juga oleh lagu tema berjudul ‘Hujan Bulan Juni’ yang dibuat khusus dengan lirik dari puisinya, dan dinyanyikan oleh Ghaitsa Kenang, dita mbah satu lagu pengiring adegan berjudul `Memulai Kemball’ yang dinyanyikan oleh Monita Tahalea.

 

 

Catatan Sutradara – Reni Nurcahyo Hestu Saputra Sebuah Puisi Hujon Bulan Juni menyempurnakan rangkaian perjalanan saya mengenal dan menggali berbagai macam bentuk Seni. Bagi saya puisi itu hidup, hidup melalui fantasi dan imajinasi. Puisi itu nyata, menghadapi tempaan emosional dan segala bentuk peristiwa. Sebuah kisah Romantisme dihidupkan dalam Puisi dan Novel Hujan Bulan Juni, yang berhasil menjadi Kisah monumental bagian dari sejarah karya sastra seni sepanjang masa. Puisi yang lahir sejak berpuluh-puluh tahun lalu, tentang perjalanan cinta manusia yang tak kunjung padam seolah terus menyala bagai api kedamaian. Buaian makna mengaliri sentuhan perasaan yang dalam, kekuatan imajinasi berpetualang menyusuri bait-bait bersusun, indah kata-kata berdistraksi menyejukkan bagai fantasi tak bertepi.

 

Kisah dalam HUJAN BULAN JUNI tidak hanya sebatas Cinta dan rasa, makna yang lebih personal bisa dinilai dari hadirnya sebuah ” komitmen” sebagai pilihan dan tanggung jawab kita. Tugas saya mengalih wahanakan Puisi dan Novel ke bentuk film Layar Lebar selalu menemukan tantangan dan pencapaian kreatif baru. Sebagai film dengan pendekatan yang komunikatif tentunya tidak mudah untuk merealisasikan Design kreatif yang sudah direncanakan supaya hasilnya bisa diterima oleh penonton. Awal Lahirnya Gagasan terbentuk melalui kejujuran dalam bertutur pada serapan makna atas kehadiran puisi Hujan Bulan Juni yang saya baca. Kejujuran itu juga pergumulan kreatif yang saya ciptakan ke dalam sebuah Konsep penyutradaraan di film ini. Konsep itu kemudian dikuatkan dengan dasar cerita dari Novel Hujan Bulan Juni sebagai latar belakang dari embrio puisi Hujon Bulan Juni yang ditulis Pak Sapardi Djoko Damono.

 

 

Di balik layar saya sebagai Sutradara di film HUJAN BULAN JUNI dibantu oleh produser kreatif, penulis skenario dengan bahasanya yang puitik, penata gambar profesional yang berhasil menfantasikan ruang-ruang imajinatif, aktor dan aktris dengan totalitas mengkomunikasikan isi dengan kehidupan karakter dalam cerita, serta banyak element seni kreatif lainnya telah berhasil membentuk komposisi Ansambel yang kuat, yang telah melahirkan karya baru ‘Film’ dengan terjemahan pesan intisari dari HUJAN BULAN JUNI. Kecintaan saya terhadap puisi bias terealisasi di perjalanan karya saya dengan terwujudnya film HUJAN BULAN JUNI.

 

 

Berdasarkan novel HUJAN BULAN JUNI karya Sapardi Djoko Damono. Pingkan (Velove Vexia), dosen muda Sastra Jepang Universitas Indonesia, mendapat kesempatan belajar ke Jepang selama 2 tahun. Sarwono (Adipati Dolken) nelangsa mendengar kabar ditinggal Pingkan, yang selama ini hampir tidak pernah lepas dari sampingnya. Sarwono ditugaskan Kaprodinya untuk presentasi kerjasama ke Universitas Sam Ratulangi Manado. Sarwono pun membawa Pingkan sebagai guide-nya selama di Manado. Pingkan bertemu keluarga besar almarhum ayahnya yang Manado_ la mulai dipojokkan oleh pertanyaan tentang hubungannya dengan Sarwono. Apalagi kalau bukan masalah perbedaan yang di mata mereka sangat besar. Bukannya Pingkan (dan Sarwono) tidak menyadarinya. Mereka sudah terlanjur nyaman menetap bertahun-tahun di dalam ruangan kedap suara bernama kasih sayang..

 

Apakah ini akan jadi perjalanan perpisahan mereka?

 

HUJAN BULAN JUNI adalah film yang tidak boleh dilewatkan, saksikan bersama orang-orang tersayang. Mulai 2 November 2017 di bioskop-bioskop terdekat. (PA)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *