RADIO UNTAR – Selasa (21/Juni/2022) Pernahkah Sobat Muda bayangkan jika suatu saat kamu menerima telepon dari orang yang sudah mati? Hal tersebut terjadi kepada Finney di film The Black Phone. Film yang diproduksi oleh Blumhouse Productions ini disutradarai oleh Scott Derrickson. Film ini menampilkan Ethan Hawke sebagai The Grabber, Mason Thames sebagai Finney dan Madeleine McGraw sebagai Gwen. Mereka bertiga tentunya ditemani oleh pemeran pendukung lain seperti James Ransone, Jeremy Davies, E. Roger MItchell dan masih banyak lagi. Film ini juga diadaptasi dari film pendek horror dengan judul yang sama yang dirilis pada tahun 2004.
Mengambil latar di tahun 1978, The Black Phone bercerita tentang seorang anak bernama Finney yang diculik oleh seorang psikopat yang dijuluki sebagai The Grabber. Sebelum menculis Finney, The Grabber telah lebih dulu menculik lima orang anak yang sudah dapat dipastikan meninggal dunia. Finney dikurung di ruang bawah tanah yang kedap suara. Di ruangan yang jorok dan kotor itu terdapat telepon hitam yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Tetapi tiba-tiba telepon itu berdering. Kelima anak yang telah meninggal berkomunikasi dengan Finney melalui telepon warna hitam tersebut. Mereka tidak ingin hal yang sama terjadi kepada Finney dan membantu Finney untuk kabur dari The Grabber dengan caranya masing-masing.
Penampilan Ethan Hawke sungguh memukau. Meskipun semua penampilannya tidak menampilkan muka karena memakai topeng, ia sungguh dapat menjiwai karater The Grabber. Mulai dari suara dan bahasa tubuhnya, Sobat Muda akan percaya kalau The Grabber adalah benar-benar seorang psikopat. Mason Thames dan kelima anak lainnya juga dapat menampilkan penampilan yang oke. Tidak dilebih-lebihkan dan pas dengan karakternya masing-masing.
Selain itu performa yang paling menonjol di film ini adalah Madeleine McGraw yang sangat totalitas memerankan Gwen, adik perempuan Finney yang mendapatkan penglihatan dari mimpinya. Chemistry Gwen dengan Finney sangatlah baik. Banyak sekali dialog-dialog Gwen yang mengocok perut ditengah-tengah ketakutan para penonton menyaksikan film horror ini. Dapat dikatakan juga Gwen adalah jagoan cilik dari keberaniannya yang Sobat Muda dapat saksikan sepanjang film.
Salah satu hal yang paling menonjol dalam The Black Phone adalah jumpscare nya yang sangat tepat, halus dan kena ke penonton. Penempatan jumpscare nya sangat tidak terduga. Pengembangan cerita yang semakin lama semakin asyik untuk diikuti dan diselingi oleh jumpscare yang ciamik, berhasil membuat jantung berdebar dan teriak. Hal tersebutlah yang membuat film ini menjadi spesial dan keren. Tidak heran jika The Black Phone mampu menyaingi film-film produksi Blumhouse Productions lainnya seperti Split, Get Out, The Invisible Man, The Purge dan lainnya. Tidak heran karena sang sutradara Scott Derrickson juga sangat berpengalaman menyutradarai film horror seperti The Exorcism of Emily Rose, Sinister dan Deliver Us from Evil.
The Black Phone bukanlah sekadar film horor biasa. Terdapat banyak issue dalam film ini yang sangat relate bagi sebagian orang. Kamu juga akan belajar tentang hubungan persaudaraan, persahabatan dan keluarga. Terdapat adegan yang mungkin dapat mengiris hatimu tetapi adegan itu memiliki makna yang sangat dalam. Lalu mungkin sebagian Sobat Muda akan berpikir kenapa ceritanya tidak seperti ini? Kenapa ceritanya tidak seperti itu? Percayalah The Black Phone akan memberikan konklusi yang sangat memuaskan dan di akhir film perasaanmu akan bercampur aduk.
The Black Phone akan tayang di seluruh bioskop Indonesia tanggal 22 Juni 2022. Film ini sangat cocok disaksikan di layar lebar bersama dengan teman-temanmu untuk mendapatkan pengalaman horror yang luar biasa. Tegang dan teriaklah bersama-sama di The Black Phone karena The Grabber menunggumu di bioskop! (MSTE)