Radio Untar – Kamis (23/10/2014) Sobat Muda sering berantem sama pasangan-nya? Bertengkar dengan pasangan karena masalah kecil? Jika ya, ada baiknya Anda mulai melatih untuk berdiskusi secara santai dan damai. Menurut sebuah studi terbaru, kebiasaan seperti ini ternyata juga berpengaruh pada risiko kegemukan lho.
Ya, para peneliti menemukan pria dan wanita dengan riwayat depresi yang kerap berlebihan berargumen ditemukan membakar lebih sedikit kalori setelah makan, jika dibandingkan dengan pasangan yang kurang argumentatif.
Selain membakar kalori lebih sedikit, pasangan yang kerap bertengkar atau berdebat juga memiliki kadar insulin yang lebih tinggi. Kadar insulin sendiri diketahui berkontribusi dalam penyimpanan lemak.
Peneliti utama dari studi ini, Jan Kiecold-Glaser dari Ohio State University, mengatakan temuan ini mengungkapkan betapa pentingnya memerhatikan dan mengobati masalah kesehatan mental. Studi ini membenarkan studi-studi sebelumnya, yang pernah menyebutkan bahwa yang sedang stres mengalami perlambatan metabolisme sehingga berat badannya berisiko terus naik.
“Temuan ini tidak hanya mengidentifikasi bagaimana stres kronis dapat menyebabkan obesitas, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya untuk menjaga mood tetap baik sepanjang hari. Intervensi untuk kesehatan mental jelas bermanfaat juga bagi kesehatan fisik,” ungkap Kiecold-Glaser, seperti dikutip dari berbagai sumber, Kamis (23/10/2014).
Untuk membuktikan hal ini, para peneliti merekrut 43 pasangan berusia 24-61 tahun, yang telah menikah selama setidaknya tiga tahun. Sebagai bagian dari studi, para peserta diminta menyelesaikan berbagai kuesioner yang mencakup penilaian kepuasan pernikahan, gangguan mood masa lalu dan gejala depresi.
Selama dua kunjungan studi sepanjang hari, semua peserta diberi makan telur, sosis, biskuit, dan saus yang totalnya mencapai 930 kalori dan 60 gram lemak. Dua jam kemudian, pasangan-pasangan ini diminta untuk mendiskusikan dan menyelesaikan satu atau lebih masalah.
Masalah yang dipilih adalah seputar uang, komunikasi dan mertua. Aktivitas diskusi mereka kemudian direkam dan diamati oleh peneliti. Sampel darah juga diambil beberapa kali setelah makan untuk mengukur glukosa, insulin dan trigliserida, untuk dibandingkan.
Hasilnya, peserta dengan riwayat gangguan mood dan memiliki masalah komunikasi dalam pernikahannya membakar rata-rata 31 kalori lebih sedikit per jam, dibandingkan dari mereka yang memiliki komunikasi sangat baik.(SG)