Ready or Not: Permainan Petak Umpet Yang Meregang Nyawa

Radio UNTAR – Senin (26/08/19). Mungkin sebagian dari kamu pernah membayangkan indahnya kehidupan setelah menikah (Happily Ever After). Gimana jadinya kalau setelah upacara pernikahan selesai, bukan acara resepsi tetapi malah bermain petak umpet bersama keluarga. Bukan sembarang petak umpet melainkan petak umpet yang mengincar nyawa orang yang bersembunyi. Setidaknya itulah penggalan premis film terbaru karya sutradara Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett berjudul Ready or Not. Mengusung genre horror thriller serta komedi, skenario film Ready or Not ditulis oleh Guy Busick dan R. Christopher Murphy. Film produksi Fox Searchlight Pictures ini terbilang memiliki konsep yang unik dan fresh sehingga akan memancing gelak tawa penonton pada sejumlah adegan kocak yang menguji nyali dengan cipratan darah di adegan lainnya.

 

Di sini Samara Weaving (Three Billboards Outside Ebbing, Missouri, The Babysitter) berperan sebagai Grace yaitu perempuan sederhana yang ceria lalu jatuh cinta dengan seorang pemuda yang sangat kaya bernama Alex Le Domas (Mark O’Brien, “City on a Hill”). Setelah 18 bulan berpacaran, mereka akhirnya memutuskan untuk menikah di kediaman keluarga Le Domas yang sangat mewah dan mengagumkan. Selanjutnya Grace bertemu kedua orangtua Alex yaitu Tony dan Becky (Henry Czerny, “Sharp Objects” dan Andie MacDowell, Four Weddings and a Funeral). Keluarga eksentrik ini mendapatkan kekayaan mereka melalui bisnis permainan (board game), sehingga mereka terikat oleh sebuah tradisi dan ritual khusus turun temurun. “Orang kaya itu sangatlah berbeda,” kata saudara laki-laki Alex, Daniel (Adam Brody, Shazam!) berusaha memperingatkan Grace sebelum dia berjalan menuju lorong.

 

Pernikahan berjalan dengan sangat lancar, tetapi perayaan yang sudah direncanakan setelahnya memberi kejutan tersendiri terutama bagi pengantin wanita. Grace (yang masih menggunakan gaun pengantinnya) tanpa curiga bergabung dengan suami dan mertuanya pada pertemuan tengah malam untuk menentukan permainan yang mereka sebut sebagai permainan keluarga turun temurun. Sebagai anggota keluarga baru, Grace harus mengambil kartu secara acak dari tumpukan kartu untuk menentukan permainan mana yang akan mereka mainkan – meski sepertinya bahaya akan segera hadir, Grace tanpa curiga memilih kartu langka yaitu “Petak Umpet”. Setelah permainan dimulai, Grace diminta untuk meninggalkan Alex dan tetap bersembunyi dan diam di suatu tempat. Para anggota keluarga lainnya harus segera menemukannya sebelum matahari terbit. Saat itu juga Grace menyadari suatu hal menakutkan bahwa dia sedang diburu dalam sebuah permainan yang mematikan. Setelah fisik dan emosinya terkuras sampai batas maksimum di permainan ini, Grace bukan hanya harus bertahan hidup, tetapi juga berusaha membalikkan keadaan yaitu melawan dengan cara apa pun yang dia dapat lakukan.

 

Di paruh pertama film, Ready or Not berjuang untuk melakukan pengembangan cerita mengacu pada skrip yang dibuat berbeda dari film horor pada umumnya. Grace secara tidak sadar tampil sebagai sosok pahlawan ketika ia bersiap untuk bergabung dengan keluarga Le Domas dengan menikahi Alex (Mark O’Brien) di rumah besar mereka.

 

Beberapa bagian dalam ini terkesan unik, yaitu ketika Grace berjarak hanya sedikit dari hal-hal yang menyeramkan dari keluarga ini serta berhasil menghindarinya. Jika kamu mengharapkan set up seperti pada film horor sebelum-sebelumnya, di sini premis dibangun dengan unsur komedi yang mengikuti sepanjang film, Ready or Not akan menjadi paket yang lebih lengkap jika pembuat film menambahkan lebih banyak sisi komedi di paruh pertama film.

 

Tetapi plot film Ready or Not secara konsisten membaik seiring film berjalan. Cerita berkembang dengan kehadiran lebih banyak tone yang jauh lebih ceria apalagi ketika Grace dipaksa bermain petak umpet dengan orang tua, saudara kandung dan pasangan dari keluarga Alex. Dia diajak untuk berpikir bahwa ini adalah tradisi ketika orang baru masuk menjadi anggota keluarga, tetapi setelah mengetahui bahwa keluarga Alex semuanya mempersenjatai diri dengan senjata dari seabad yang lalu, Grace menyaksikan pembunuhan yang menandai titik balik yang jelas dalam film ini. Sejak saat itu, perang sudah dimulai. Namun Ready or Not masih memiliki potensi untuk menambah sisi humornya, mulai dari adegan sadis yang minim hingga sisi komedi mengenai tentang betapa berlebihannya cerita ini kurang diekspos.

 

Babak ketiga film adalah ketika Ready or Not menunjukkan eksekusi premis yang menjanjikan. Film ini menjadi perkawinan yang penuh kebahagiaan dengan sentuhan darah dan komedi yang membawa kisah ini semakin ekstrim dan tidak logis. Di sinilah Weaving benar-benar menunjukkan kualitasnya, mengangkat Grace dari titik terendah karena trauma hingga dendam yang membuat alur cerita menuju akhir yang berlumuran darah. Kisahnya mudah ditebak, tetapi yang paling penting, sisi komedi selalu ada di sana untuk mengubah momen tersebut menjadi sesuatu yang mengesankan.

 

Kualitas penampilan para pemeran lainnya bervariasi. Bukan berarti Ready or Not harus membidik piala Oscar, tetapi beberapa peran penting di sini kurang disinkronkan dengan tone yang coba diraih oleh film ini. Pengembangan karakter yang kuat terlihat pada sosok Adam Brody dan Andie MacDowell masing-masing berperan sebagai saudara laki-laki dan ibu mertua Grace, tetapi mustahil untuk tidak bertanya-tanya apa yang dapat dilakukan oleh sejumlah aktor kelas berat dengan sisa keluarga Le Domas.

 

Sinematografer Brett Jutkiewicz melakukan pengambilan gambar Ready or Not dengan elegan dan sangat halus sehingga menunjukkan kekhasan dari drama ruangan. Desain set yang sangat memanjakan mata, gaun pengantin unik yang dikenakan Grace untuk keseluruhan film sungguh membuat visual film ini menarik. Secara keseluruhan, film horor berdurasi 95 menit dibuat dengan sangat baik.

 

Film Ready or Not akan membuat kamu menunggu bagian terbaiknya. Ini adalah permainan ketegangan yang agak sadis dan juga menghibur. Semua dalam paket yang digarap dengan rapi dan dirancang dengan plot twist yang tak terduga serta sisi artistik yang memukau semakin mendongkrak penampilan luar biasa dari Samara Weaving. Ready or Not dapat kamu saksikan di bioskop mulai tanggal 28 Agustus 2019! (DN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *