Radio UNTAR – Jakarta, (25/06/2021).Dampak dari polusi sampah plastik memang tidak ada habisnya. Dampak yang ditimbulkan pun tidak main-main. Bukan hanya merusak dan mengganggu ekosistem di alam, sampah plastik juga dapat mengancam kesehatan manusia.
Demi menyadarkan betapa bahayanya dampak polusi kantong plastik, Visinema Pictures bersama Kopernik, Akarumput, dan Watchdoc merilis sebuah film bertajuk, Pulau Plastik yang bisa disaksikan terbatas di Bioskop Online mulai Jumat, 25 Juni. Dalam film tersebut, terkuak 3 fakta mengerikan tentang dampak polusi plastik bagi lingkungan dan juga kesehatan manusia. Berikut adalah penjelasannya:
1. Mencemari Lingkungan
Dalam film Pulau Plastik, aktivis lingkungan sekaligus vokalis band rock Navicula asal Bali, Gede Robi menjelaskan fakta yang sangat meresahkan bahwa, dari semua plastik yang diproduksi sejak 1950, hanya 9% yang berhasil di daur ulang, 12% dibakar, 79% sisanya masih ada di bumi.
Sampah plastik biasanya berasal dari barang plastik sekali pakai dengan kegiatan pasca-konsumsi yang tidak bertanggung jawab. Sampah plastik yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan, tersumbatnya selokan dan badan air, rusaknya ekosistem di sungai dan laut, dan bahkan termakan oleh hewan yang pada akhirnya dikonsumsi kembali oleh manusia.
Jika dibiarkan, dalam 10-20 tahun ke depan tumpukan sampah plastik sekali pakai akan mendominasi bumi, yang juga merupakan rumah bagi anak cucu kita semua.
2. Mengganggu Sistem Saraf dan Kekebalan Tubuh
Saat manusia mengkonsumsi ikan atau hewan laut dan sungai yang telah memakan mikroplastik atau zat plastik berukuran sangat kecil yang berasal dari sampah kantong plastik yang secara perlahan-lahan hancur tapi tidak terurai, maka dapat mengancam kesehatan manusia. Mulai dari mengganggu sistem saraf, hormon dan kekebalan tubuh, hingga dapat meningkatkan risiko kanker.
Peneliti Universitas Airlangga, Windarmanto mengatakan bahwa, komponen utama dari produksi plastik adalah plasticizer. Jika plasticizer masuk dalam tubuh maka akan mengganggu sistem endokrin. Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah.
“Kalau hormon dalam tubuh terganggu, ya sudah hampir semua organ terganggu dan rusak. Sudah ada bukti riset yang banyak sekali. Kami sudah meneliti pada jaringan liver, hingga jaringan testis. Maka dampak penyakit yang ditimbulkan yaitu, gagal ginjal, diabetes mellitus, impotensi, bahkan kanker,” terangnya.
Fakta yang lebih mengejutkan lagi, menurut penelitian yang dilakukan dalam film Pulau Plastik, menguji 100 feses manusia yang didapat secara acak dalam perjalanan Bali menuju Jakarta. Hasilnya, seluruh feses yang diteliti positif mengandung mikroplastik.
3. Mengganggu Sistem Pernapasan
Tidak sedikit masyarakat yang berpikir bahwa, salah satu cara termudah untuk menghancurkan sampah plastik yaitu dengan dibakar. Padahal, asap yang mengepul dari pembakaran sampah plastik dapat menyebabkan pencemaran udara dan gangguan pernapasan manusia.
Dalam film Pulau Plastik, Peneliti International Pollutants Elimination Network (IPEN), Yuyun Ismawati menjelaskan bahwa, hasil pembakaran plastik akan menghasilkan berbagai macam racun. Salah satunya adalah racun Persistent Organic Pollutants (POPs).
“Jadi, masyarakat tidak tahu bahwa membakar plastik akan menghasilkan racun. Racunnya ini tidak mudah dihilangkan, karena sifatnya akan terakumulasi di dalam tubuh dan lingkungan. Dan bersifat pemicu kanker,” tuturnya. Film Pulau Plastik merupakan karya kolaborasi dari Visinema Pictures, Kopernik, Watchdoc dan Akarumput , dan kamu bisa menonton film dokumenter Pulau Plastik di situs www.bioskoponline.com, atau melalui aplikasi Bioskop Online, yang bisa diunduh di App Store atau di Google Play Store dalam periode terbatas, tanggal 25 Juni – 4 Juli 2021, dengan harga tiket Rp 30.000,-