Radio Untar – Sabtu (22/06/19) Film Anna merupakan karya terbaru dari sutradara asal Prancis Luc Besson. Luc Besson telah dikenal luas melalui beberapa film diantaranya Taxi, The Transporter, District 13, Nikita, dan Lucy. Anna, yang merupakan mengambil latar seorang agen ganda pada masa Perang Dingin tahun 1985-1990. Film ini tentunya menarik bagi kaum Adam karena mengusung tokoh utama seorang wanita cantik yang mahir beladiri, ahli strategi, hingga mahir menggunakan senjata.
Anna Poliatova (Sasha Luss), adalah seorang pembunuh bayaran dari KGB yang menyamar sebagai model — berambut pirang, membawa pistol dengan peredam suara, selalu mengenakan rok pendek dan stocking. Dilatih oleh mentor sekaligus kekasihnya Alex (Luke Evans) dan bos yang sangat ketus Olga (Helen Mirren), Anna datang ke Paris pada musim dingin tahun 1990 untuk menghadiri pemotretan mode. Hal itu dilakukan Anna sebagai bentuk penyamaran untuk merayu dan mengeksekusi berbagai macam pengusaha (yang merupakan musuh dari negara Uni Soviet). Dalam perjalanannya, Anna bertemu dengan seorang agen CIA bernama Miller (Cillian Murphy), dan akhirnya, Anna jatuh cinta juga dengan Miller. Menarik untuk disimak, apa peran Anna dalam konflik antara KGB dan CIA?
Di awal film thriller spionase ini, Anna Poliatova yang menawan direkrut dari pasar tradisional kumuh di Rusia dan diubah menjadi salah satu model top di Paris. Tapi seperti boneka tradisional yang dijual oleh Anna, apa yang disajikan dalam film yang sangat menegangkan ini berbeda dengan yang ada di pikiran penonton. Misterius, mematikan, memiliki berbagai samaran, berbagai kepribadian, itulah sejumlah cara yang dilakukan Anna untuk bertahan hidup. Bahkan ketika dia membuktikan dirinya sebagai mata-mata yang sangat kejam di dunia era Perang Dingin, Anna dengan cerdik membangun suatu permainan di dalam permainan yang tak seorang pun sadar bahwa mereka dilibatkan di dalamnya.
Film ini mirip dengan La Femme Nikita karya sutradara Luc Besson sebelumnya — yang telah menghapus stereotip tabu jika film aksi mengusung tokoh utama wanita — Anna menceritakan kisah seorang pembunuh bayaran yang tangguh dan digunakan sebagai pion, tetapi kemudian ia melanggar semua aturan untuk menentukan sendiri jalan hidupnya. Film memberikan suasana yang lebih epik, global, memosisikan Anna di pusat ketegangan antara dua kekuatan super dunia. Saat Anna bergerak seperti halnya kekuatan magnet antara kehidupan jalanan dan dunia mode yang elegan, antara KGB dan CIA, antara dua kekasih di sisi yang berlawanan, antara kesetiaan kepada mentor dan berusaha meraih hal yang paling dia inginkan dalam hidup, yang sebagian besar didorong oleh pendirian yang teguh untuk hidup sebagai orang bebas.
Luke Evans, berperan sebagai orang yang merekrut Anna ke KGB, yang juga salah satu mentor Anna, menggambarkan sosok Anna Poliatova dalam dunia yang penuh dengan agresi. “Saya pikir hal yang begitu menarik mengenai Anna adalah dia menunjukkan kekuatan, kemandirian, dan sisi feminimnya dalam setiap detik film ini,” katanya. “Bahkan ketika dia memanipulasi orang lain, Anna melakukan hal itu karena dia memiliki agenda dan juga mimpi. Sehingga tidak ada yang mampu menghentikannya, bahkan agen intelijen paling kuat di dunia. ”
Di samping itu, Anna memiliki kemiripan dengan karakter dari La Femme Nikita dan Leon The Professional, Besson melihat Anna sebagai gambaran yang relevan dengan keadaan dunia kita saat ini. “Saya pikir masing-masing film saya adalah gambaran pikiran dan perasaan saya pada suatu waktu — dan apa yang saya coba tawarkan kepada orang-orang adalah film Anna,” kata Besson. “Film ini adalah Polaroid dunia saat ini. Dan salah satu tema terkuat di film menurut saya adalah mengenai kepercayaan, yang saya rasa telah hilang di masyarakat kita saat ini. ”
Cerita yang dikemas dengan berbagai adegan laga menunjukkan bahwa film ini memiliki energi yang sangat besar terhadap pemberdayaan wanita dan juga teka-teki yang rumit, Besson mengatakan: “Saya pikir ini mencerminkan kehidupan, di mana satu menit, segala sesuatunya manis dan kemudian masalah muncul tiba-tiba. Film Anna menghadirkan berbagai adegan aksi, tapi saya juga menantang para penonton, jadi bersiaplah. “
Film ini menyatukan para aktor dan aktris yang luar biasa dari seluruh dunia diantaranya pemenang Academy Award Helen Mirren; Bintang asal Wales, Luke Evans, yang muncul di film Beauty and the Beast, Fast & Furious 6 dan High-Rise; Aktor Irlandia yang mendapatkan nominasi Golden Globe Awards, Cillian Murphy, yang dikenal karena perannya dalam Peaky Blinders dan Inception; dan model Jerman kelahiran Siberia Lera Abova.
Tentu saja yang paling memukau dari film ini adalah aktris pendatang baru Sasha Luss, yang dianggap oleh Besson sebagai sosok yang tepat menggambarkan kepolosan dan kerentanan Anna tetapi juga memiliki keinginan kuat dan kekuatan tersembunyi seperti mesin. Film ini memiliki tempo yang sangat cepat sehingga Luss memiliki tantangan untuk membentuk karakter yang menggoda sekaligus berbahaya seperti femme fatale klasik, dan juga seorang wanita modern yang menolak menjadi milik siapa pun kecuali dirinya sendiri.
Sebagai seorang supermodel Rusia berusia 26 tahun yang dikenal luas melalui merek-merek terkenal seperti Chanel, Dior dan Lagerfeld, Luss melakukan debut aktingnya dengan peran kecil di Valerian and the City of a Thousand Planets yang juga karya Luc Besson. Tetapi dalam film Anna, Luss sungguh-sungguh menggunakan kesempatan terbaik dalam hidupnya. Membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk melakukan persiapan intensif terhadap segala tuntutan, adegan aksi yang cukup berbahaya dan menghadirkan jiwa seorang wanita yang terbukti mampu menciptakan kehancuran dan cerdik mengelabui musuh.
Luss menemukan dirinya terhubung dengan sosok Anna sejak awal, dia menyukai adegan saat direkrut oleh KGB, mulai dari putus asa, belajar untuk menyusup, dan memiliki tekad kuat karena kekacauan yang hadir di sekelilingnya. “Saya sangat mengagumi karakter Anna, karena meskipun dia dapat tampil sangat tangguh dan sedingin es, ia juga pribadi yang sangat sensitif dan emosional. Di tengah pelatihannya sebagai seorang pembunuh, dia merasa kesepian, dia marah dan berjuang untuk mendapatkan kebebasan yang tampaknya mustahil untuk diraih,” kata Luss. “Dia telah menjalani berbagai kehidupan — di jalanan, sebagai model, sebagai agen dan agen ganda — tetapi dia tidak pernah mampu memimpikan masa depan yang benar-benar miliknya sendiri, hanya itu yang dia inginkan.”
Buat sobat muda yang penasaran menyaksikan Anna, film ini akan rilis di bioskop kesayangan kamu mulai tanggal 25 Juni 2019! (DN)