Radio Untar – Rabu (03/04/19). Siapa sih yang tidak tahu Stephen King? Terutama buat kamu pecinta novel atau film horor. Di bulan April 2019 ini akan ada satu film adaptasi dari novel Stephen King yang berjudul Pet Sematary. Genre horor psikologi yang juga merupakan remake dari film tahun 1989 dengan judul sama ini dibintangi oleh Jason Clarke, Amy Seimetz, John Lithgow, Jeté Laurence dan Hugo & Lucas Lavoie.
Film ini di distribusikan oleh Paramount Pictures dan diproduksi oleh Di Bonaventura Pictures bekerja sama dengan Room 101, Inc. Mark Moran duduk sebagai produser eksekutif bersama tim produser yang terdiri dari Lorenzo di Bonaventura, Steven Schneider dan Mark Vahradian. Kevin Kölsch dan Dennis Widmyer dipercaya sebagai sutradara serta Jeff Buhler sebagai penulis naskah film ini.
Film berdurasi 1 jam 41 menit ini dibuka oleh adegan yang memperlihatkan kengerian yang terjadi di wilayah kediaman baru Louis Creed (yang diperankan oleh Jason Clarke) yang kemudian mundur ke adegan pada saat pertama kali Louis bersama sang istri Rachel Creed (Amy Seimetz) dan kedua anak mereka yaitu Ellie Creed (Jeté Laurence) dan Cage Creed (Hugo & Lucas Lavoie) pindah ke rumah baru mereka yang berlokasi di pedesaan Kota Ludlow, Maine. Mereka juga membawa kucing peliharaan yang sangat Ellie sayangi bernama Church.
Suatu hari saat Rachel dan Ellie berada di halaman rumah, mereka mendengar suara ketukan drum misterius yang dimainkan oleh beberapa anak kecil yang menggunakan topeng berjalan menelusuri hutan sambil membawa mayat anjing. Beberapa hari kemudian, Ellie yang penasaran menelusuri hutan dan menemukan suatu tempat menyeramkan yang dinamakan “Pet Sematary” yang berarti kuburan hewan peliharaan. Disana Ellie bertemu dengan tetangganya yang bernama Jud Crandall (John Lithgow). Kehadiran Jud Crandall-lah yang membawa awal kunci dari seluruh cerita film.
Pet Sematary ingin mengedepankan mengenai kematian dan kehidupan kembali. Itulah yang dialami oleh Church dan Ellie. Tetapi nampaknya kehidupan kedua mereka sangat berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Tercermin dari kutipan di poster film ini yaitu “Sometimes Dead is Better” yang mengingatkan kepada penonton bahwa yang sudah “pergi” biarlah berlalu. Di film ini penonton akan diperlihatkan betapa besar kasih sayang seorang ayah yang kehilangan putrinya hingga ingin melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan. Jeff Buhler juga ingin memperlihatkan emosi yang dialami keluarga yang sedang dalam kondisi terpuruk, ditambah lagi pengalaman buruk yang dialami sang istri yang masih terbayang hingga saat ini.
Salah satu hal yang membuat film ini berbeda dari versi lawasnya di tahun 1989 dan juga novel aslinya adalah kematian Ellie, anak pertama Louis dan Rachel karena dalam versi novel dan film tahun 1989 anak yang meninggal adalah anak kedua mereka yaitu Cage. Tampaknya Jeff Buhler ingin memberikan sensasi yang berbeda dari film sebelumnya. Banyak kejutan-kejutan lain dalam film ini yang akan membuat para penonton bertanya-tanya. Apalagi dengan akhir cerita yang sulit ditebak. Sang produser, Mark Vahradian juga merupakan penggemar karya-karya Stephen King dan Pet Sematary adalah salah satu karya favoritnya. Mark mengatakan bahwa ia adalah penggemar besar film horor psikologi dan Pet Sematary adalah cerita emosional yang menggali lebih dalam bagaimana kita menghadapi kematian dan kesedihan.
Secara garis besar film ini memiliki alur cerita yang mudah dicerna dengan nuansa horor yang kental ditambah sedikit sentuhan sisi psikologi yang diiringi latar musik yang pas. Kekuatan dari film ini adalah karakteristik yang kuat dari masing-masing karakter. Terutama Jeté Laurence yang berhasil membuat karakter Ellie begitu menyeramkan meskipun tidak terlalu banyak jumpscare yang disajikan. Pecinta horror dan penggemar karya Stephen King pasti menyukai film ini. Bagi Sobat Muda yang rindu dengan film adaptasi novel Stephen King, kamu bisa menyaksikan film Pet Sematary mulai tanggal 5 April 2019 di seluruh bioskop kesayangan kamu! (MSTE)