Kim Ji-young Born 1982: Dinamika Perempuan Yang Menjalani Peran Ganda

 

Dokumentasi Lotte Cultureworks

 

Radio UNTAR – Rabu (20/11/19). Kim Ji-young Born 1982 adalah sebuah film karya sutradara Kim Do-Young dan diproduksi oleh Lotte Cultureworks serta menampilkan Jung Yu-Mi dan Gong Yoo sebagai bintang utamanya. Film ini diangkat dari novel laris berjudul sama karya Cho Nam-joo yang mengisahkan perjuangan dan dinamika seorang perempuan yang memiliki peran ganda sebagai anak, istri, dan juga ibu. Isu ini terbilang cukup kontroversial di Korea Selatan karena negara tersebut masih menganut sistem patriarki (sosok laki-laki lebih dominan) yang sangat kuat.

Kim Ji-young (Jung Yu-Mi) mencuci baju untuk untuk putri perempuannya yang berusia 2 tahun serta menyiapkan makan pagi untuk suaminya setiap pagi. Kemudian dia melanjutkan mencuci piring dan membersihkan rumah sambil menggendong bayinya. Ketika suaminya pulang kerja, Ji-young sedang memandikan bayinya setelah itu menidurkannya. Begitulah cuplikan rutinitas yang dijalaninya tanpa sepatah katapun.

 

Dokumentasi Lotte Cultureworks

 

Dia merupakan putri dari keluarga bahagia yang beranggotakan lima orang, siswa yang di masa remajanya dipenuhi dengan mimpi dan harapan menjadi wanita karir ambisius di usia 20-an. Tetapi saat ini, ketika menginjak usia 30-an, dia adalah seorang ibu rumah tangga dan ibu dari seorang anak yang harus berjuang sepanjang hari untuk melakukan pekerjaan rumah dan mengurus suami dan putrinya.

Suatu ketika, dia merasa ada masalah pada ingatannya dan sesuatu yang aneh terjadi di sekitarnya. Ketika dia melihat keluar jendela untuk melihat matahari terbenam, hatinya tenggelam karena alasan yang tidak diketahui. Suaminya memintanya untuk mengunjungi psikiater karena ia merasa terkadang Kim Ji-young menjadi orang lain.

Dia harus menempuh perjalanan dari Seoul ke Busan, tempat orang tua suaminya tinggal, dan memasak serta menyiapkan hal lainnya setidaknya dua kali setahun, pada Hari Tahun Baru Imlek dan Chuseok, serta perayaan panen musim gugur Korea. Ketika merayakan hari ulang tahun mertuanya, tugas yang sama selalu dibebankan kepadanya.

 

Dokumentasi Lotte Cultureworks

 

Situasi ini membuat Ji-young mengatakan bahwa dia mengorbankan karir dan hidupnya; sebaliknya, teman dan keluarga menjelaskan bahwa dia hanya melakukan kewajibannya sesuai dengan perannya saat ini. Ji-young adalah seorang gadis yang pemalu dan menyimpan segalanya ke dalam hati. Dia tidak mengeluh tentang kerja keras dan pengorbanannya, tetapi kegagalan telah menghancurkan hati dan pikirannya. Dia membutuhkan jalan keluar yang membantunya mengungkapkan perasaan marah, sedih, atau mengeluh.

Seperti dalam novelnya, film ini memfokuskan perhatian pada Ji-young dan anggota keluarga serta teman perempuannya, yang sering merasa terasing oleh keluarga, perusahaan, dan masyarakat yang fokus pada sosok laki-laki.

Tetapi kita tidak boleh melupakan sosok suami Ji-young, Dae-hyeon (Gong Yoo), yang juga seorang pekerja kantor biasa berusia 30-an. Dia berjuang untuk mencari cara untuk membantu istrinya keluar dari rutinitas ibu rumah tangga yang membuatnya jenuh, sementara dia mencoba merombak budaya gender yang jelas dan mengakar di Korea Selatan. Dia merasa frustrasi setelah mendapat penolakan keras dari orang tuanya ketika dia berniat mengambil cuti untuk mengasuh anaknya.

Akting yang sangat spontan dari para aktris dan aktor utama semakin memperkuat logika dan kredibilitas cerita sehingga meyakinkan pemirsa bahwa Ji-young dan Dae-hyeon seperti tetangga sebelah dan hanya membagi beban dari rutinitas masing-masing. Skoring musik dan proses editing juga membuat penonton ikut berempati dengan suasana yang dialami oleh Kim Ji-young.

 

Dokumentasi Lotte Cultureworks

 

Dan aktor dan aktris pendukung, terutama Kim Mi-kyung, yang mengambil peran sebagai ibu Ji-young, tampil sangat mengesankan. Dia menggambarkan generasi yang lebih tua, merelakan kesempatan mendapatkan pendidikan demi menghidupi saudara-saudaranya dan membantu mereka di tahun 1960-70-an. Sebagai seorang istri dan ibu, dia merawat ibu mertuanya, suami dan tiga anaknya.

Tetapi sutradara Kim Do-young, yang memilih judul “Kim Ji-young, Born 1982” sebagai karya debutnya, tidak membuat film dengan suasana yang terlalu sedih, melainkan terhanyut dalam empati kepada Ji-young dan rutinitasnya. Nada-nada tajam feminisme yang melekat dalam novel sebagian besar dibuat lebih halus dalam film ini.

Nah buat sobat muda yang penasaran dengan situasi dan dinamika dari Kim Ji-young, yuk ajak teman kamu ke bioskop karena filmnya sudah tayang mulai tanggal 20 November 2019! (DN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *